Historia Panta
Rei
Sejarah selalu mengalir dan selalu berulang
-Filsafat Yunani-
Sebagai `orang luar` yang melakukan intervensi program pengurangan resiko
bencana, kita perlu jeli dan perlu banyak belajar dari masyarakat di sekitar penerima
manfaat program; melihat mereka berinteraksi, kearifan lokal yang mereka
miliki, modal sosial mereka, potensi ancaman dan kerentanan yang mungkin terjadi,
serta kapasitas yang telah ada. Termasuk di dalamnya adalah jeli melihat cara
pandang mereka terhadap suatu bencana. Hal ini penting karena untuk melihat
tingkat kemendesakkan (urgensi)
program yang kita intervensikan. Sejatinya apa yang dipikirkan masyarakat, baik
dewasa maupun anak-anak secara kolektif dipengaruhi oleh peristiwa yang
dialaminya. Jika seseorang atau suatu masyarakat belum pernah mengalami sejarah
bencana (alam), maka respon mereka terhadap `kata` bencana akan berbeda dengan
orang atau suatu masyarakat yang pernah memiliki sejarah bencana atau sering
mengalami bencana.
Program Sekolah Aman hadir di Desa Sudan sejak Maret 2012. Program yang
diinisiasi dan diimplemaentasikan oleh KYPA dengan dukungan Plan Indonesia dan
Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang ini, menyasar di sekolah dasar yakni SD N
Sudan. Sambutan awal terhadap program relatif cukup baik. Pihak sekolah
berpendapat program ini bisa membantu dalam hal menanggulangi ancaman bencana,
atau setidaknya bisa mengurangi resiko terjadinya bencana di sekolah. Disamping
ancaman debu sebagai slow on set disaster,
yang rutin terjadi dan secara perlahan-baik disadari maupun tidak-mempengaruhi kesehatan
dan aktivitas belajar anak di sekolah, SD N Sudan juga memiliki pengalaman
traumatis dengan ancaman banjir pada medio Februari tahun 2006 silam. Saat itu Desa Sudan,
Desa Narukan, Desa Sumurpule bahkan hingga Pasar Pandangan menjadi daerah
terdampak banjir. Kala itu hujan lebat mengguyur dari pukul 2 dini hari hingga
pukul 6 pagi tanpa jeda yang menyebabkan ruang kelas SD N Sudan yang saat itu
sedang ada kegiatan Persami Pramuka, turut terendam banjir. Anak-anak yang sedang berkegiatan terpaksa
diungsikan. Bapak Kasmuri, salah seorang guru, memberikan kesaksian waktu itu
anak-anak diungsikan dengan berbagai cara, termasuk ada juga yang terpaksa
digendong di tengah guyuran hujan saat dini hari.
Berangkat
dari pengalaman pernah terdampak banjir tersebut, Kepala Sekolah dan para guru
menyambut baik hadirnya program Sekolah Aman di sekolah mereka.
Dalam
perjalanan Sekolah Aman di SD N Sudan, ada catatan menarik terkait antusiasme
dan respon warga sekolah terhadap program. Diantaranya adalah program mampu
mendorong sekolah untuk menggunakan dana sekolah – termasuk dana BOS- guna
mendukung upaya pengurangan resiko bencana di sekolah, khususnya banjir. Dalam
dokumen Renaksi SD N Sudan disebutkan bahwa sekolah merencanakan membangun
prasarana fisik yang dapat mendukung sekolah aman. Diantaranya dengan
memperkuat dan menutup selokan sumber banjir di depan sekolah, memperkuat
tembok dan gerbang sekolah serta membuat tempat parkir yang aman bagi siswa.
Rencana tersebut kemudian dieksekusi dan dilaksanakan pada pertengahan Maret dengan
menggunakan dana sekolah yang berasal dari dana penjualan sisa material rehab
gedung, BOS serta dana komite. Di sini terlihat semangat kemandirian sekolah
untuk mendukung dan mendekatkan rasa aman bagi seluruh warga sekolah.
Tingkat
partisipasi para pihak dalam setiap kegiatan Sekolah Aman pun juga relatif
lebih baik. Baik komite, wali murid, maupun dari UPT Dispendik kecamatan
Kragan. Kendala yang ditemui di lapangan adalah dukungan Pemerintah Desa Sudan yang
kurang maksimal terhadap jalannya program Sekolah Aman. Setelah ditelusuri
lebih jauh, ternyata memang ada sejarah perbedaan pandangan politik di masa
lalu antara Kepala Desa dan salah seorang guru. Perbedaan pandangan tersebut
membawa pengaruh terhadap partisipasi Kepala Desa-yang jarang- untuk tidak
mengatakan minus, di setiap kegiatan Sekolah Aman. Namun demikian, karena
relasi SD yang cukup baik dengan para pihak lain seperti dengan Puskesmas Kragan II, menjadikan
upaya-upaya PRB yang dikampanyekan dalam program Sekolah Aman sedikit mendapat
angin segar dan dukungan. Keterlibatan Puskesmas Kragan 2 dalam simulasi ke-2 bencana
banjir dengan mengirimkan Ambulance berikut stafnya, dapat menjadi catatan
program yang baik terkait respon terhadap program Sekolah Aman.
Panji Pranowo
Field Officer Safe School Project Kab. Rembang 2012-2013.
No comments:
Post a Comment